You are here
TELITI PERAN PEREMPUAN DALAM ORGANISASI KEPEMUDAAN, UNY GANDENG KARANG TARUNA GUNUNGKIDUL
Primary tabs

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bekerja sama dengan Karang Taruna Kabupaten Gunungkidul melaksanakan kegiatan penelitian bertema “Membaca Realitas Gender dan Posisi Perempuan dalam Organisasi Kepemudaan di DIY.” Kegiatan ini menjadi bagian dari program riset kolaboratif yang digelar di lima kabupaten/kota se-DIY, dan Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu lokasi penelitiannya.
Kegiatan yang berlangsung di hadapan pengurus Karang Taruna dari tiga kapanewon — Panggang, Playen, dan Gedangsari — dibuka oleh Mas Asep selaku perwakilan Karang Taruna Kabupaten Gunungkidul. Dalam sambutannya, Mas Asep menyampaikan apresiasi atas semangat kolaborasi antara UNY dan Karang Taruna DIY.
“Ternyata ber-Karang Taruna itu luas sekali manfaatnya. Kita bisa belajar banyak hal tentang tata kelola organisasi kepemudaan, dari tingkat padukuhan sampai kabupaten. Semoga kegiatan ini menjadi pemantik semangat kita untuk terus berkolaborasi,” ujar Mas Asep.
Sementara itu, perwakilan peneliti dari UNY, Dr. Nur Endah Januarti, S.Pd., M.A., menjelaskan bahwa penelitian ini merupakan kelanjutan dari riset yang dilakukan Karang Taruna DIY pada tahun 2022 bersama Bappeda DIY. Dalam penelitian sebelumnya ditemukan data menarik: dari 478 kalurahan di DIY yang memiliki kepengurusan Karang Taruna, hanya 12 orang perempuan yang menjabat sebagai ketua.
“Meskipun jumlah ketua perempuan sangat sedikit, hasil riset kami menunjukkan bahwa justru perempuan sering menjadi motor penggerak di dalam organisasi. Mereka menjadi support system yang paling kuat,” ungkap Dr. Endah.
Penelitian kolaboratif ini melibatkan Dr. Grendi Hendrastomo, S.Sos., M.M., M.A., serta Sasiana Gilar Apriantika, S.Pd., M.A., bersama tiga mahasiswa UNY sebagai asisten riset, yakni Rajif Muzamil Rohman, Lula Nurfadila, dan Tias Isnawati. Mereka menggunakan metode random sampling dengan jumlah responden yang disesuaikan berdasarkan proporsi pemuda di setiap kabupaten/kota. Untuk Gunungkidul sendiri, terdapat 75 responden yang menjadi partisipan penelitian.
Dr. Endah menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hambatan kultural dan struktural yang dihadapi perempuan dalam ruang kepemimpinan di organisasi kepemudaan, serta mencari tahu apakah minimnya keterlibatan perempuan di posisi ketua disebabkan oleh faktor internal, eksternal, atau budaya sosial.
“Kami ingin mengungkap, apakah perempuan enggan menjadi ketua, tidak diberi ruang oleh laki-laki, atau ada hambatan kultural tertentu. Hasil penelitian ini nanti akan kami analisis dan serahkan kepada Karang Taruna DIY, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Dinas Pendidikan, dan pihak DPD sebagai bahan rekomendasi kebijakan,” tambahnya.
Mas Asep menutup acara dengan ajakan untuk terus menjaga semangat dan kolaborasi lintas institusi.
“Kami dari Karang Taruna Gunungkidul siap berkolaborasi dan belajar bersama. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut,” ujarnya.
Dengan semangat gotong royong dan pemberdayaan, kegiatan riset bersama ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat kepemimpinan perempuan muda di ruang-ruang organisasi sosial kepemudaan di DIY. (Rajif)
Link Terkait
Sistem Informasi
Kontak Kami
Channel Dilogi
Podcast Dilogi
Copyright © 2025,















