You are here
Belajar Praktik Pembangunan Inklusif dari Kalurahan Guwosari Bantul
Primary tabs
Tahun 2021, Kalurahan Guwosari Kapanewon Pajangan Kbaupaten Bantul memperoleh penghargaan sebagai Kalurahan terbaik tingkat Provinsi DIY dan mewakili provinsi DIY untuk mengikuti perlombaan di tingkat Nasional. Selain itu, Kalurahan Guwosari juga memperoleh beberapa hibah terkait pembangunan desa dari berbagai pohak mulai dari BUMN, LSM, hingga pemerintah. Bukan tanpa alasan, diraihnya desa terbaik tingkat Provinsi DIY merupakan buah dari perjuangan Lurah Guwosari, Masduki Rahmad, S.IP., yang telah menjabat sebagai lurah sejak tahun 2018, untuk mengembangkan kalurahan yang Inklusif. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka pada tanggal 19 Februari 2025 Eurasia Lecturer Series #Episode2 mengundang Masduki Rahmad, S.IP. selaku Lurah Guwosari untuk sharing tentang praktik baik dalam mengembagkan kalurahan inklusif dan apa saja tantangan yang dihadapi.
Mas Maduki, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa salah satu strategi mengembangkan kalurahan inklusif adalah dengan menciptakan ekosistem ekonomi pembangunan yang berbasis komunitas menggunakan pendekatan inklusif. Pengurus kalurahan tidak hanya fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat secara umum, tetapi juga berupaya memastikan warga disabilitas mendapatkan ruang dan kesempatan yang setara untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Terdapat 9 program prioritas Guwosari guna mendukung pengembangan desa inklusif, yaitu (1) Bela Beli Guwosari: yakni gerakan pemberdayaan ekonomi lokal; (2) Dewi Guwosari: yakni revitalisasi nilai sejarah budaya dengan memperkuat pariwisata; (3) Guwosari Melek Digital: pendayagunaan teknologi tepat guna masyarakat; (4) Guwosari Peduli: yakni upaya peningkatan kesadaran sosial masyarakat yang peka terhadap alam dan i kelompok rentan; (5) Guwosari Cerdas: yakni optimalisasi program beasiswa dan peran lembaga pendidikan bagi masyarakat; (6) Guwosari Nyaman: yakni menciptakan kondisi yang nyaman, aman, serta Pembangunan ruang terbuka hijau; (7) Guwosari Sehat: yakni peningkatan sarana dan prasarana kesehatan untuk semua lapisan masyarakat; (8) Guwosari Harmoni: yakni penyediaan ruang dan sarana publik untuk berbagai kegiatan; (9) Guwosari Berdaya: yakni menciptakan dan mendampingi peluang usaha berbasis ekonomi kerakyatan untuk mendukung kesejahteraan ekonomi keluarga. Berbagai upaya ini mendukung pengembangan Sustainable Development Goals, khususnya untuk mencapai tujuan tanpa kemiskinanan, kehidupan yang sehat dan sejahtera, serta kehidupan sehat dan sejahtera.
Namun demikian, upaya-upaya mengembangakn desa inklusih juga mengalami berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan generasi muda untuk agar tetap mau tinggal dan berkontribusi dalam Pembangunan desa, mengingat tawaran dan opsi pekerjaan di perkotaan jauh lebih variatif dan kompleks. Sehingga, Mas Masduki berupaya untuk meningkatkan ketertarikan anak muda untuk bekerja dan berkontribusi di desa dengan melakukan pelatihan keterampilan, peluang kewirausahaan, dan menciptakan ruang-ruang inklusif yang sesuai dengan minat dan bakat anak muda.
Harapannya, dengan pengalaman tentang praktik baik di Kalurahan Guwosari, dapat memberikan inspirasi bagi mahasiswa peserta Eurasia Lecturer Series untuk mau kembali ke desa dan menjadi agen perubahan di desa. (SGA)
Link Terkait
Sistem Informasi
Kontak Kami
Channel Dilogi
Podcast Dilogi
Copyright © 2025,