You are here
Tiga Sekolah Ikuti Uji Publik Komik Watak Kesatria: Strategi Kultural Baru Tangani Problematika Remaja untuk Mewujudkan Perdamaian dan Keamanan di Yogyakarta
Primary tabs

Tim peneliti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang diketuai Nur Endah Januarti, Dosen Pendidikan Sosiologi melaksanakan uji publik Komik Watak Kesatria pada 22 dan 28 Oktober 2025 di tiga sekolah, yaitu SMK Negeri 1 Pandak, SMP Negeri 1 Yogyakarta, dan SMA Negeri 7 Yogyakarta. Uji publik ini merupakan bagian dari program hilirisasi penelitian yang didanai oleh BIMA bertajuk “Komik Watak Kesatria: Media Edukasi dan Strategi Kultural Menangani Problematika Remaja”. Nilai-nilai Watak Kesatria merupakan filosofi hidup penuh makna dari Keraton Nyayogyakarta Hadiningrat yang sebelumnya telah dikaji oleh tim peneliti bersama pihak Keraton.
Gagasan ini sejalan dengan payung besar Program Diktisaintek Berdampak, sebuah inisiatif penguatan riset dan inovasi perguruan tinggi yang berorientasi pada solusi nyata bagi masyarakat. Program ini dirancang oleh tim peneliti dengan anggota Grendi Hendrastomo dan Anik Widiastuti sebagai upaya preventif dalam menghadapi kenakalan remaja, kejahatan jalanan dan perkembangan budaya pada kalangan remaja di DIY melalui integrasi inovasi pendidikan berbasis budaya lokal dengan pendekatan saintifik dan berorientasi keberlanjutan. Salah satu fokusnya adalah mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs): Peace, Justice, and Strong Institutions melalui penguatan karakter, nilai kedamaian, serta kecakapan berperilaku sosial yang bertanggung jawab pada generasi muda. Maka, sasaran dari program ini adalah para remaja di DIY.
Dalam pelaksanaannya, uji publik diawali dengan asesmen awal untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa tentang empat nilai utama Watak Kesatria, yaitu nyawiji, greget, sengguh, dan ora mingkuh sebelum membaca komik. Siswa kemudian membaca empat seri komik yang mengangkat nilai budaya Yogyakarta melalui cerita ringan, tokoh-tokoh inspiratif, dan ilustrasi yang modern. Usai membaca, para siswa mengikuti diskusi interaktif mengenai karakter favorit, pesan moral yang paling berkesan, serta penerapan nilai watak kesatria dalam kehidupan sehari-hari, seperti tanggung jawab di kelas, keberanian mengambil keputusan, kerja sama dalam kelompok, dan kemampuan menahan diri ketika menghadapi konflik. Sepanjang kegiatan, siswa tampak sangat antusias. Mereka menyebut komik Watak Kesatria sebagai bacaan yang “lucu,” “menghibur,” dan “dekat dengan kehidupan remaja,” sehingga memudahkan mereka memahami pesan budaya yang biasanya dianggap berat atau jauh dari keseharian mereka.
Kegiatan ditutup dengan asesmen akhir untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa serta mengumpulkan masukan mereka terkait cerita, visual, dan bahasa yang digunakan. Masukan ini akan digunakan untuk menyempurnakan komik sebelum didistribusikan secara lebih luas. Nur Endah Januarti, menyampaikan bahwa penggunaan media komik merupakan strategi kreatif dalam menjembatani budaya lokal dan kebutuhan pendidikan karakter masa kini. “Melalui Program Diktisaintek Berdampak, kami ingin menghadirkan inovasi pendidikan yang bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga berdampak pada perilaku remaja. Komik menjadi medium efektif untuk menanamkan nilai kesatria, memperkuat kedamaian, dan membangun perilaku sosial yang lebih inklusif,” ujarnya.
Dengan terlaksananya uji publik di tiga sekolah tersebut, diharapkan komik Watak Kesatria dapat menjadi model media edukasi kultural yang mampu memperkuat karakter generasi muda, mencegah perilaku menyimpang, serta menghidupkan kembali nilai-nilai luhur Yogyakarta dalam format yang relevan dan disukai remaja masa kini. Kegiatan serupa juga telah dilaksanakan di masyarakat dengan melibatkan pemuda.
(Hendrastomo)
Link Terkait
Sistem Informasi
Kontak Kami
Channel Dilogi
Podcast Dilogi
Copyright © 2025,















