"Arunika”: Sebuah Kritik Sosial melalui Video Pembelajaran Karya Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY

Selasa, 17 Juni 2025, terdengar suara riuh dari para mahasiswa Pendidikan Sosiologi angkatan 2023, ketika proyek video media pembelajaran mereka mulai terputar di ruang Auditorium IsDB lantai 4, Universitas Negeri Yogyakarta. Pemutaran video ini adalah salah satu sesi dari acara pameran yang diselenggarakan oleh Laboratorium Pendidikan Sosiologi FISIP UNY , yang berkolaborasi dengan MGMP Sosiologi MA DIY.  Pameran ini berjudul “Media Expo #3”. Pameran ini diadakan untuk memamerkan produk media pembelajaran dari mahasiswa Pendidikan Sosiologi Angkatan 2023, diantaranya media pembelajaran berbasi ecomedia dan film. Pameran ini dibuka untuk umum yang dihadiri oleh mahasiswa Pendidikan Sosiologi dari berbagai angkatan, dosen, perwakilan pimpinan FISIP, serta para guru yang tergabung dalam MGMP Sosiologi MA DIY.

Dari dua video pembelajaran yang diputar, salah satunya adalah video pembelajaran karya kelas A Pendidikan Sosiologi angkatan 2023 yang dikemas menjadi short movie berjudul “Arunika”. Dimana video pembelajaran ini menyoroti secara kritis mengenai kondisi negara Indonesia hari ini. Mulai dari ketidakpekaan sosial, intrik politik, hingga KKN yang tumbuh subur akibat sistem yang tidak berjalan dengan semestinya.  

“Kami ingin menyoroti beberapa hal sih mas, terutama mengenai bagaimana sistem negara yang hari ini justru tidak berpihak kepada rakyat,” ujar Faisal Umam selaku produser video ini.

“Kami ingin menyampaikan pesan sebagai calon guru Sosiologi, sudah seharusnya peka terhadap fenomena sosial ini,” tambahnya.

Lebih lanjut, Faisal mengungkapkan timnya sempat menemui kendala selama 1 bulan proses produksi video pembelajaran ini. Mereka sempat menemui kebuntuan dalam mendeseminasikan pesan yang ada di video pembelajaran tersebut.

“Kami ingin mengemas video ini dalam bentuk satir. Makanya banyak pesan yang disampaikan secara implisit,” terangnya.

Faisal membeberkan, untuk mengatasi kendala tersebut, tim produksi berupaya untuk menginternalisasikan isu yang dibawakan. Khususnya kepada teman teman aktor lewat treatment yang diberikan. Treatment tersebut yakni berupa referensi artikel, buku, hingga film yang relevan dengan tema video pembelajaran yang hendak dibawakan.

“Sebenarnya kami juga mengalami kendala non teknis seperti perijinan tempat karena sistem birokrasi UNY yang ruwet,” pungkasnya sembari tersenyum getir.

Ia berharap, teman teman angkatan setelahnya bisa membawakan isu isu yang lebih kontekstual dan penyampaian pesan yang lebih baik, agar penonton terutama anak sma bisa lebih menangkap esensi dari video pembelajaran itu sendiri.

Terakhir, beberapa penonton mengungkapkan apresiasi dan kritiknya terhadap video pembelajaran berjudul “Arunika” ini.

“Filmnya bagus, kalo kita jeli, banyak banget pesan yang relevan sama kondisi saat ini,” ungkap Al, salah satu penonton sekaligus mahasiswa Pendidikan Sosiologi.

“Saya mengapresiasi keberanian sutradara buat mengangkat isu dalam film ini,” tambah Surya.

“Filmnya terasa banyak jump karena minim pembeda antara flashback dan masa kini, mungkin hal hal kecil seperti ini perlu diperhatikan lagi,” kritik Tori. (Iqbal Fauzi Abadi)